Jatuh cinta itu adalah perasaan yang nggak ada duanya. Ketika seseorang jatuh cinta, kayaknya perasaan itu bakal ada selamanya. Si dia jadi pusat kehidupan kita. Akal dan logika dilupain dulu, atas nama cinta.
Ketika kita jatuh cinta, kemungkinan tuh kita tergila-gila atau gandrung sama si dia. Rasa gandrung terjadi ketika kita mulai kagum sama seseorang. Perasaan ini biasanya dikaitkan dengan istilah “eros”, yaitu cinta yang sifatnya romantis atau fisik. Ketika kamu mulai “jatuh cinta”, kamu sebenarnya sedang mulai merasa gandrung sama si dia. Pada waktu ini, kamu merasa kalau kamu bisa melakukan apa aja buat si tambatan hati. Kamu pengen, dan bahkan percaya bahwa perasaan ini akan ada selamanya.
Perasaan “melayang” yang datang bersama rasa gandrung ini bisa dijelaskan dengan zat-zat kimia yang dikeluarkan oleh otak kita. Memang sih, kedengarannya nggak romantis banget, tapi otak kamu itu adalah tempat bercokolnya semua perasaan dan emosimu. Otak kamulah yang mengirimkan sinyal ke tubuhmu, dan membuatmu merasakan semangat dan pahit manisnya “jatuh cinta”.
Katanya, berdasarkan penelitian, ada sebuah senyawa yang diinisiasi dalam tubuh manusia saat seseorang itu jatuh cinta. senyawa ini bisa menjadi salah satu faktor dalam keharmonisan rumah tangga dan kebahagiaan hidup. salah satu senyawanya adalah phenilethylamine. senyawa yang lain adalah “hormon-hormon kebahagiaan” yang bertanggung jawab atas segala kejungkirbalikan manusia ketika falling in love yaitu :
* Pheromones : bikin naksir seseorang, bikin ngelamunn.. dan membayangkan dia terus
* Oxytocin : bikin kangennn, pengen liat orangnya bentar ajah—liat doang beberapa detik
* Vasopressin : bikin setia, “you know you are the only one..”
* Norepinephrine : bikin semangat, hepi, ceria, bahagia, pengen senyum terus, jadi makin cantik
Zat-zat kimia menjelaskan kelakuan kita begitu kita mulai jatuh cinta. Zat-zat kimia ini berjalan ke bagian-bagian dari otak yang mengatur emosi dan memori kita:
* Dopamine Bilang Aku Tergila-gila Sama Kamu
Pada beberapa bulan pertama ketika kamu naksir seseorang, ada bagian otak kamu yang mengeluarkan zat ini. Biarpun jumlah zat ini cuma sedikit, itu aja sudah cukup untuk memberikan rasa melayang yang kamu rasakan waktu kamu sedang jatuh cinta. Semalaman kamu susah tidur, mikirin hal-hal yang romantis. Karena dopamine juga, kamu jadi kurang berselera makan. Kamu mulai lupa makan, tapi meskipun kamu lapar dan perutmu kosong, kamu tetap happy dan agak crazy. Dopamine juga bikin kamu merasa penuh semangat, kayaknya kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau. Zat ini bener-bener hebat. Karenanya kata-kata “jatuh cinta sampe gila” itu kayaknya bener banget deh.
* Serotonin bilang Aku Terobsesi Sama Kamu
Kurangnya zat ini di otak kamulah yang jadi sebab kenapa kamu merasa terobsesi sama si dia yang lagi kamu taksir. Kadar serotonin yang rendah bisa bikin kamu jadi sering mikirin si dia. Curi-curi pandang dan menyimpan foto dia di dompet kamu juga jadi kegiatan sehari-hari. Ngga perlu buru-buru periksa ke psikiater. Yang terjadi sama kamu itu normal kok. Kamu cuma sedang mematuhi perintah dari serotonin kamu yang jumlahnya lagi turun. Ketika kamu bilang sama dia bahwa kamu nggak bisa berhenti mikirin dia, sebenarnya itu serotonin kamu yang lagi rendah itu yang bicara.
* Oxytocin bilang Aku Mau Terus Sama-sama Kamu
Kalau akhirnya kamu berpacaran dan dengan bertambahnya sayang kamu, kamu mulai berpikir kalau kamu nggak bisa hidup tanpa dia. Kamu mulai merasa terikat dengannya. Kemanapun dia pergi, kamu ada di sampingnya. Di sinilah oxytocin mulai berperan. Zat ini dikeluarkan oleh otak ketika rasa gandrung dan gairah karena jatuh cinta mulai berkurang dan hubungan yang lebih serius mulai terbentuk.
Tanda-tanda bahwa kamu gandrung sama si dia:
* Kamu tambah sering memikirkan si dia. Rasanya wajahnya nggak bisa hilang dari pikiran kamu.
* Kamu ngga bisa tidur nyenyak. Si dia yang terakhir ada di pikiran kamu sebelum pergi tidur, dia lagi yang langsung kepikiran begitu kamu membuka matamu di pagi hari.
* Kamu tiba-tiba ngga pengen makan. Bahkan makanan kesukaanmu jadi terasa hambar.
* Kamu selalu senang ketemu si dia. Kamu ngerasa senang dan bersemangat cuma dengan mikirin akan ketemu dia.
* Kamu mulai ngikutin dia, nyatet jadwal pelajarannya dan mencari nomor teleponnya … diam-diam, tentunya.
* Tiba-tiba kamu jadi hapal puisi dan lagu-lagu cinta. Kamu juga mulai suka banget sama film-film romantis, padahal seumur-umur cuma pernah nonton film sci-fi.
Oke, kembali ke phenilethylamine—berdasarkan sebuah penelitian juga, ternyata hormon ini hanya bertahan efektif 2-3 tahun sejak jatuh cinta. Padahal berkat hormone inilah seorang manusia bisa kesengsem, deg-degan, bahagia, dan beberapa gejala lain yang menimpa seseorang yang falling in love.
Boleh saja tidak percaya tentang faktor hormonal dalam cinta namun ada hipotesa yang berpendapat bahwa keadaan “emosian” (emosi yang berlebihan) misalnya pada seorang wanita menstruasi seringkali disebabkan oleh faktor hormonal, maka keadaan emosional seperti keaadan jatuh cinta—berikut gejala-gejalanya pun bisa jadi disebabkan oleh hormon tertentu. Artinya kalau hipotesa ini benar, maka cinta itu bukan sesuatu yang abadi! Oh Noooooo!!!!! *teriak histerisss
Memang saya tidak terlalu percaya pada hipotesa itu, kemungkinan besar hipotesa tersebut hanya berlaku pada hewan atau pada uji reaksi kimia in vitro. Artinya, dengan mempelajari hormon-hormon tersebut, kita bisa memprediksikan usia dan mekanisme jatuh cinta pada hewan atau pada reaksi kimia in vitro (di luar tubuh manusia) saja. Sedangkan dalam ilmu farmakologi, “dogma” yang diajarkan profesor Andre adalah : tubuh manusia itu bukan tabung reaksi, responnya terhadap obat bisa jadi berbeda dengan reaksi dalam tabung reaksi. Itu masalah obat, apalagi dalam kehidupan, cinta lagi! Adalah pasti banyak sekali faktor yang terlibat dalam kejatuhcintaan seseorang, bukan hanya semikroliter hormon.
Namun lagi-lagi, hampir 3 tahun belajar farmasi di Sekolah Farmasi ITB membuatku belajar bahwa salah satu pendekatan logis untuk memprediksi kerja obat, efek toksik, efek farmakologi, farmakokinetika, dan farmakodinamika dalam tubuh manusia adalah dengan pengujian reaksi kimia (in-vitro) dan pengujian pra-klinis. Maka tidak ada salahnya berpikir logis ketika kita sedang jatuh cinta. (gak segitu-gitunya juga sih.. hehe)
Maaf berbelit-belit, hehe, jadi begini. Ketika kita jatuh cinta, maka phenilethylamine akan terinisiasi sehingga menimbulkan efek-efek “syalala bertaburan bunga-bunga”—inget film Laskar Pelangi; dan senyawa kimia tersebut jika dieksploitasi terus menerus akan menipis, dan semakin “kebal” dengan pemicu-pemicunya, begitu selama hampir 4 tahun. Konon, setelah seseorang menikah hormon ini akan bertahan 4 tahun setelah pernikahan, dan ketika keluarga itu masih harmonis, meskipun phenilethylamine menipis, hal itu lebih disebabkan karena kehadiran seorang anak. Mungkin inilah salah satu bentuk faktor cinta yang lain, yang saya maksud.
Kalau orang sedang jatuh cinta, tentu saja tak ingin percaya dengan hipotesa phenilethylamine tersebut—artinya percaya bahwa cinta hanya bertahan 4 tahun. Males banget dong! Mencintai seorang pangeran cuma 4 tahun??!!. Begitupun aku, lebih percaya pada hipotesa lain yaitu: cinta itu mengikuti hukum termodinamika pertama.*Gini-gini kan aku juga mahasiswa ITeBeh, hihi sok-sok’an. Intinya itu hukum yang menyebutkan bahwa energi itu kekal, tidak hilang namun hanya berubah ke bentuk lain. Nah Cinta itu adalah Energi, maka sesungguhnya cinta itu tidak akan hilang karena kadar phenilethylamine yang menurun, tapi akan berubah ke bentuk cinta lain dengan adanya faktor lain. Sehingga cinta tetaplah cinta, tapi hanya bentuknya yang berbeda. Energi banget kan?
Dan tahukah kamu bahwa pentransformasi energi cinta itu adalah pernikahan. Sungguh.
Kejatuhcintaan sebelum pernikahan adalah mempersiapkan diri menuju pernikahan yang berkah, dan kejatuhcintaan setelah pernikahan selanjutnya adalah mencintainya dengan sesungguhnya.
Hipotesa inilah yang-menurutku , mendukung keharmonisan keluarga yang bahagia selama-lamanya.
Sabtu, 04 September 2010
Obat Sakit Hati
Cara paling ampuh melawan sakit hati adalah dengan metode / teknik memanipulasi pikiran dan persepsi kita pada suatu permasalahan sehingga masalah yang ada menjadi ringan dan mudah. Daripada terus-terusan dipikirin dan hanya membuang sumber daya otak kita yang terbatas, lebih baik kita bergembira saja, buat apa susah.
Terlalu banyak pikiran dapat membuat stress menuju depresi dan akhirnya gangguan jiwa. Di samping itu bisa juga membuat pertahanan tubuh menjadi lemah sehingga akan mudah terserang penyakit. Jadi buat apa bermuram durja, mending kita anggap penyebab sakit hati adalah sesuatu yang biasa saja dan merupakan proses hidup yang musti kita jalani. Waktu dalam hidup ini terbatas, so nikmati aja dah. Justru yang harus dipikirkan adalah bagaimana hidup enak di akhirat kelak.
Contoh : Diputusin pacar secara sepihak
Cara menghilangkan sakit hati :
1. Pikirkan dan catat semua kejelekan dan keburukan pacar kita
2. Buat suatu khayalan bahwa karena keburukannya itu kia memutuskan si dia.
3. Si dia jadi sakit hati sama kita.
4. Ada cowok / cewek mantap lain yang sudah menjadi kekasih pujaan hati kita.
5. Kita akan hidup bahagia tanpa si dia yang brengsek itu.
6. Apabila hubungan tetap dilanjutkan maka masa depan anda akan suram.
7. Anda dapat pengalaman hidup yang sangat berharga untuk kehidupan di masa mendatang.
Begitulah beberapa contoh bagaimana membuat sesuatu yang buruk terlihat menjadi begitu baik dan membahagiakan. Selama melakukan manipulasi otak jangan mikirin kenangan bersama si dia lagi. Setelah semua lancar batu anda cari pengganti dirinya. Begitulah kira-kira obat dan solusi untuk sakit hati ditinggal pacar.
http://organisasi.org
Terlalu banyak pikiran dapat membuat stress menuju depresi dan akhirnya gangguan jiwa. Di samping itu bisa juga membuat pertahanan tubuh menjadi lemah sehingga akan mudah terserang penyakit. Jadi buat apa bermuram durja, mending kita anggap penyebab sakit hati adalah sesuatu yang biasa saja dan merupakan proses hidup yang musti kita jalani. Waktu dalam hidup ini terbatas, so nikmati aja dah. Justru yang harus dipikirkan adalah bagaimana hidup enak di akhirat kelak.
Contoh : Diputusin pacar secara sepihak
Cara menghilangkan sakit hati :
1. Pikirkan dan catat semua kejelekan dan keburukan pacar kita
2. Buat suatu khayalan bahwa karena keburukannya itu kia memutuskan si dia.
3. Si dia jadi sakit hati sama kita.
4. Ada cowok / cewek mantap lain yang sudah menjadi kekasih pujaan hati kita.
5. Kita akan hidup bahagia tanpa si dia yang brengsek itu.
6. Apabila hubungan tetap dilanjutkan maka masa depan anda akan suram.
7. Anda dapat pengalaman hidup yang sangat berharga untuk kehidupan di masa mendatang.
Begitulah beberapa contoh bagaimana membuat sesuatu yang buruk terlihat menjadi begitu baik dan membahagiakan. Selama melakukan manipulasi otak jangan mikirin kenangan bersama si dia lagi. Setelah semua lancar batu anda cari pengganti dirinya. Begitulah kira-kira obat dan solusi untuk sakit hati ditinggal pacar.
http://organisasi.org
Bahaya kosmetik berbahan Kimia
Kosmetik atau produk kecantikan yang setiap hari kita gunakan mengandung berbagai macam bahan kimia. Meskipun selama ini tidak muncul masalah saat Anda menggunakannya, bukan berarti bahan kimia tersebut tidak berbahaya.
Kenali risiko dari bahan kimia yang terdapat pada kosmetik Anda. Jangan sampai dikemudian hari timbul masalah kesehatan akibat dari penggunaan kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya.
1. Shampo
Jumlah bahan kimia: 15
Yang paling mengkhawatirkan : sodium lauryl sulphate, tetrasodium dan propylene glycol
Risiko: iritasi kulit, dan kerusakan pada mata
2. Hairspray
Jumlah bahan kimia : 11
Yang paling mengkhawatirkan : octinoxate, isophthalates
Risiko : iritasi mata, mengganggu keseimbangan hormon dan perubahan struktur sel
3. Perona mata (eyeshadow)
Jumlah bahan kimia: 26
Yang paling mengkhawatirkan : polythylene thrphthalate
Risiko : kemandulan, kanker, dan menggangu keseimbangan hormon
4. Perona pipi (Blush on)
Jumlah bahan kimia: 16
Yang paling mengkhawatirkan: ethylparaben, methylparapen, prophylparaben
Risiko: iritasi dan menggangu keseimbangan hormon
5. Perona bibir (lipstik)
Jumlah bahan kimia: 33
Yang paling mengkhawatirkan : polymenthyl methacrylate
Risiko: alergi dan kanker
6. Alas bedak (foundation)
Jumlah bahan kimia: 24
Yang paling mengkhawatirkan: polymenthyl methacrylate
Risiko: menurunkan sistem imunitas, alergi dan kanker
7. Deodorant
Jumlah bahan kimia: 15
Yang paling mengkhawatirkan : isoprophyl myristate
Risiko: iritasi kulit, sakit kepala dan masalah pernafasan
8. Body Lotion
Jumlah bahan kimia: 32
Yang paling mengkhawatirkan: ethylparaben, methylparapen, prophylparaben, polyethylene glycol (yang juga bahan pada pembersih lantai)
Risiko: iritasi kulit dan mengganggi keseimbangan hormon
9. Parfum
Jumlah bahan kimia: 250
Yang paling mengkhawatirkan: benzaldehyde
Risiko: kerusakan ginjal dan iritasi pada mata, tenggorokan dan mulut
10. Pewarna kuku (kuteks)
Jumlah bahan kimia: 31
Yang paling mengkhawatirkan : phthlates
Risiko: kemandulan dan masalah pada kehamilan
Kenali risiko dari bahan kimia yang terdapat pada kosmetik Anda. Jangan sampai dikemudian hari timbul masalah kesehatan akibat dari penggunaan kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya.
1. Shampo
Jumlah bahan kimia: 15
Yang paling mengkhawatirkan : sodium lauryl sulphate, tetrasodium dan propylene glycol
Risiko: iritasi kulit, dan kerusakan pada mata
2. Hairspray
Jumlah bahan kimia : 11
Yang paling mengkhawatirkan : octinoxate, isophthalates
Risiko : iritasi mata, mengganggu keseimbangan hormon dan perubahan struktur sel
3. Perona mata (eyeshadow)
Jumlah bahan kimia: 26
Yang paling mengkhawatirkan : polythylene thrphthalate
Risiko : kemandulan, kanker, dan menggangu keseimbangan hormon
4. Perona pipi (Blush on)
Jumlah bahan kimia: 16
Yang paling mengkhawatirkan: ethylparaben, methylparapen, prophylparaben
Risiko: iritasi dan menggangu keseimbangan hormon
5. Perona bibir (lipstik)
Jumlah bahan kimia: 33
Yang paling mengkhawatirkan : polymenthyl methacrylate
Risiko: alergi dan kanker
6. Alas bedak (foundation)
Jumlah bahan kimia: 24
Yang paling mengkhawatirkan: polymenthyl methacrylate
Risiko: menurunkan sistem imunitas, alergi dan kanker
7. Deodorant
Jumlah bahan kimia: 15
Yang paling mengkhawatirkan : isoprophyl myristate
Risiko: iritasi kulit, sakit kepala dan masalah pernafasan
8. Body Lotion
Jumlah bahan kimia: 32
Yang paling mengkhawatirkan: ethylparaben, methylparapen, prophylparaben, polyethylene glycol (yang juga bahan pada pembersih lantai)
Risiko: iritasi kulit dan mengganggi keseimbangan hormon
9. Parfum
Jumlah bahan kimia: 250
Yang paling mengkhawatirkan: benzaldehyde
Risiko: kerusakan ginjal dan iritasi pada mata, tenggorokan dan mulut
10. Pewarna kuku (kuteks)
Jumlah bahan kimia: 31
Yang paling mengkhawatirkan : phthlates
Risiko: kemandulan dan masalah pada kehamilan
Cara Mencegah Keracunan Makanan
Dengan penanganan sempurna sejak pemilihan bahan makanan hingga penyajiannya, keracunan yang bisa berakibat fatal bisa dicegah.
Masih ingat kasus keracunan makanan yang menimpa sejumlah demonstran penentang pemilihan Sutiyoso sebagai Gubernur DKI Jakarta September 2002? Korban terkapar kesakitan usai mengonsumsi makanan kecil sampai harus ditandu ke rumah sakit. Usut punya usut, makanan kecil yang mereka santap ternyata dibubuhi racun sianida. Diduga, sengaja dilakukan oleh "dermawan siluman".
Kasus keracunan makanan macam itu boleh dibilang bentuk "kecelakaan" yang sering terjadi. Pesta pernikahan, ulang tahun, penyediaan makanan bagi karyawan suatu perusahaan, dsb. adalah beberapa contoh lain kegiatan melibatkan makanan yang ditengarai rawan keracunan. Dengan kata lain, kegiatan penyediaan makanan dalam jumlah besar seperti dilakukan perusahaan katering, rumah makan, dan industri makanan, berpeluang memunculkan masalah keracunan.
Kalau kasus keracunan, kerugian akan menimpa banyak pihak. Konsumen mendapat rasa sakit. Bahkan pada ke-lompok berisiko tinggi seperti balita, lansia, atau orang sa-kit bisa berisiko kematian. Sementara produsen atau pe-nyedia makanan akan menderita penurunan, atau kehilangan, kepercayaan konsumen.
Biang keladinya macam-macam
Keracunan makanan sejatinya gejala klinis atau gangguan kesehatan akibat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi racun. Bisa berasal dari bahan kimia, racun alami makanan, atau mikroorganisme.
Kalau terjadi akibat bahan kimia, biasanya itu gara-gara kecerobohan atau kesengajaan. Bahan itu di antaranya sianida, pestisida yang digunakan berlebihan pada produk pertanian, dan bahan kimia rumah tangga.
Makanan yang dari sononya sudah menyimpan racun juga bisa menimbulkan keracunan. Biasanya akibat pengolahan atau pemasakannya kurang sempurna atau dikonsumsi mentah-mentah.
Contoh, singkong dan daunnya mengandung zat amidalin. Sewaktu-waktu asam sianidanya dapat terlepas dari ikatannya sehingga bisa menimbulkan keracunan sianida. Biji jengkol mengandung asam jengkol yang sukar larut dalam air. Kentang dengan racun solanin bisa menimbulkan gejala muntah-muntah, diare, sakit kepala, sakit perut, dan badan lemah.
Mikroorganisme yang mencemari makanan berulah dengan cara mengeluarkan racun (bacterial food poisoning) atau menginfeksi saluran pencernaan (bacterial food infection).
Clostridium botulinum adalah contoh mikroorganisme yang meracuni dengan cara mengeluarkan racun. Penderita yang terserang toksin ini umumnya meninggal karena kesulitan bernapas. Bakteri ini sering terdapat pada makanan kaleng yang sudah rusak, umpamanya kaleng kembung, berkarat, bocor, segel rusak, isinya menggelembung, berbau, atau berwarna tak normal.
Juga Pseudomonas cocovenans yang menghasilkan racun pada tempe bongkrek, dan Staphylococcus aureus yang mengeluarkan toksin pada makanan berprotein tinggi (daging, telur, susu, ikan) dan makanan yang disiapkan dalam jumlah besar.
Sedangkan yang menginfeksi saluran pencernaan di antaranya Salmonella sp., penyebab salmonellosis. Orang bisa menularkan penyakit ini bila menderita sakit atau sebagai carrier. Makanan yang sering tercemar salmonela antara lain daging atau hasil olahannya, telur retak, dan makanan yang disimpan pa-da suhu 10 - 60 derajat C (danger zone).
Jangan abaikan kebersihan diri
Ada enam langkah mencegah keracunan seperti dimasyarakatkan Departemen Kesehatan RI. Tidak cuma untuk sektor industri, tapi bisa pula untuk tingkat rumah tangga.
Langkah itu dimulai dari pemilihan bahan makanan, penyimpanan makanan mentah, pengolahan bahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengangkutan, dan penyajian. Semua itu bertujuan menyediakan makanan sehat dan aman dikonsumsi, dengan menekankan pentingnya aspek higiene dan sanitasi.
Biasanya, bahan makanan dibagi menjadi dua jenis: yang tidak mudah rusak dan tahan lama, serta yang mudah rusak. Yang tahan lama biasanya dibeli dalam jumlah besar dan disimpan sebagai persediaan. Sedangkan yang mudah rusak lebih sering dibeli dadakan. Saat belanja inilah tahap pemilihan bahan makanan mulai dilakukan.
Pemilihan bahan akan lebih efektif bila dibeli dalam jumlah terbatas. Khusus untuk makanan mudah rusak, proses seleksi lebih baik dilakukan saat pengolahan. Lalu seleksi makanan yang tidak mudah rusak dilakukan saat penyimpanan. Yang berkondisi tidak baik disingkirkan agar tidak mencemari bahan makanan lain yang berkondisi baik.
Menyimpan bahan makanan yang tidak mudah rusak dan yang mudah rusak juga perlu dibedakan. Yang gampang rusak disimpan di lemari es atau gudang berpendingin. Yang awet cukup ditaruh di gudang biasa atau lemari bahan makanan. Yang penting, tempatnya bebas tikus, menerapkan prinsip FIFO (first in first out), mudah dibersihkan, dan penempatan-nya dipisahkan dari bahan kimia.
Langkah ketiga, pengolahan bahan makanan menjadi makanan siap santap, yang merupakan salah satu titik rawan terjadinya keracunan. Banyak kasus keracunan terjadi karena tenaga pengolahnya tidak memperhatikan aspek higiene dan sanitasi.
Soal sepele seperti kebersihan kuku, pakaian kerja, dan rambut sering diabaikan, padahal bisa berakibat fatal. Perilaku kurang baik, macam merokok saat mengolah makanan, tidak mencuci tangan setelah dari kamar kecil, dan tetap mengolah makanan meskipun dalam keadaan sakit memperbesar risiko terjadinya keracunan.
Sesudah diolah, makanan umumnya disimpan lebih dulu, lalu diangkut untuk disajikan. Terjadinya kontaminasi pada tiga tahap terakhir bisa sangat berbahaya, karena makanan sudah dalam keadaan matang atau siap santap.
Khusus untuk di rumah, hati-hati dengan makanan setengah matang. Jangan pernah menyimpannya secara sembarangan hanya karena berpikiran akan dimasak lagi. Bisa jadi suhu untuk memanaskan makanan menjadi setengah matang tidak cukup untuk membunuh kuman. Jadi, lebih baik simpan makan-an setengah matang dalam wadah tertutup untuk meng-hindari kontaminasi. Lalu, panaskan sampai sempurna ketika hendak disajikan. Sebagian besar bakteri akan tewas oleh panas.
Simpan sisa makanan
Kalau keracunan telanjur terjadi, tentu saja diperlukan langkah penyelamatan. Korban segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat. Sementara sisa makanan segera disimpan di lemari pendingin.
Jumlah yang diamankan tak perlu banyak-banyak, cukup setengah hingga satu piring kecil. Pada hari itu pula laporkan kejadiannya kepada Dinas Kesehatan, Puskesmas, atau rumah sakit terdekat.
Dugaan penyebab keracunan biasanya diketahui setelah petugas kesehatan melakukan serangkaian wawancara dengan korban dan penyedia makanan. Sedangkan kesimpulan akhir penyebab keracunan akan diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sisa makanan. Contoh makanan biasanya akan diambil petugas kesehatan untuk diperiksa di lab setelah mendapatkan laporan. Ada banyak pemeriksaan yang akan dilakukan. Selain pemeriksaan kimiawi, juga biologis. Biaya pemeriksaan menjadi tanggung jawab pemerintah. Jadi, tidak perlu pusing memikirkan soal biaya untuk itu.
Menghadapi kemungkinan terjadinya keracunan, ada baiknya dilakukan penyimpanan "arsip" makanan setiap kali mengadakan pesta atau hajatan. Yang dimaksud "arsip" makanan yaitu sejumlah kecil makanan yang disisihkan dan disimpan di lemari pendingin untuk bahan pemeriksaan bila terjadi keracunan makanan.
Bagaimanapun, langkah terbaik tentu saja mencegah sebelum keracunan terjadi.(intisari)
Sumber:
http://www.kompas.co.id
Masih ingat kasus keracunan makanan yang menimpa sejumlah demonstran penentang pemilihan Sutiyoso sebagai Gubernur DKI Jakarta September 2002? Korban terkapar kesakitan usai mengonsumsi makanan kecil sampai harus ditandu ke rumah sakit. Usut punya usut, makanan kecil yang mereka santap ternyata dibubuhi racun sianida. Diduga, sengaja dilakukan oleh "dermawan siluman".
Kasus keracunan makanan macam itu boleh dibilang bentuk "kecelakaan" yang sering terjadi. Pesta pernikahan, ulang tahun, penyediaan makanan bagi karyawan suatu perusahaan, dsb. adalah beberapa contoh lain kegiatan melibatkan makanan yang ditengarai rawan keracunan. Dengan kata lain, kegiatan penyediaan makanan dalam jumlah besar seperti dilakukan perusahaan katering, rumah makan, dan industri makanan, berpeluang memunculkan masalah keracunan.
Kalau kasus keracunan, kerugian akan menimpa banyak pihak. Konsumen mendapat rasa sakit. Bahkan pada ke-lompok berisiko tinggi seperti balita, lansia, atau orang sa-kit bisa berisiko kematian. Sementara produsen atau pe-nyedia makanan akan menderita penurunan, atau kehilangan, kepercayaan konsumen.
Biang keladinya macam-macam
Keracunan makanan sejatinya gejala klinis atau gangguan kesehatan akibat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi racun. Bisa berasal dari bahan kimia, racun alami makanan, atau mikroorganisme.
Kalau terjadi akibat bahan kimia, biasanya itu gara-gara kecerobohan atau kesengajaan. Bahan itu di antaranya sianida, pestisida yang digunakan berlebihan pada produk pertanian, dan bahan kimia rumah tangga.
Makanan yang dari sononya sudah menyimpan racun juga bisa menimbulkan keracunan. Biasanya akibat pengolahan atau pemasakannya kurang sempurna atau dikonsumsi mentah-mentah.
Contoh, singkong dan daunnya mengandung zat amidalin. Sewaktu-waktu asam sianidanya dapat terlepas dari ikatannya sehingga bisa menimbulkan keracunan sianida. Biji jengkol mengandung asam jengkol yang sukar larut dalam air. Kentang dengan racun solanin bisa menimbulkan gejala muntah-muntah, diare, sakit kepala, sakit perut, dan badan lemah.
Mikroorganisme yang mencemari makanan berulah dengan cara mengeluarkan racun (bacterial food poisoning) atau menginfeksi saluran pencernaan (bacterial food infection).
Clostridium botulinum adalah contoh mikroorganisme yang meracuni dengan cara mengeluarkan racun. Penderita yang terserang toksin ini umumnya meninggal karena kesulitan bernapas. Bakteri ini sering terdapat pada makanan kaleng yang sudah rusak, umpamanya kaleng kembung, berkarat, bocor, segel rusak, isinya menggelembung, berbau, atau berwarna tak normal.
Juga Pseudomonas cocovenans yang menghasilkan racun pada tempe bongkrek, dan Staphylococcus aureus yang mengeluarkan toksin pada makanan berprotein tinggi (daging, telur, susu, ikan) dan makanan yang disiapkan dalam jumlah besar.
Sedangkan yang menginfeksi saluran pencernaan di antaranya Salmonella sp., penyebab salmonellosis. Orang bisa menularkan penyakit ini bila menderita sakit atau sebagai carrier. Makanan yang sering tercemar salmonela antara lain daging atau hasil olahannya, telur retak, dan makanan yang disimpan pa-da suhu 10 - 60 derajat C (danger zone).
Jangan abaikan kebersihan diri
Ada enam langkah mencegah keracunan seperti dimasyarakatkan Departemen Kesehatan RI. Tidak cuma untuk sektor industri, tapi bisa pula untuk tingkat rumah tangga.
Langkah itu dimulai dari pemilihan bahan makanan, penyimpanan makanan mentah, pengolahan bahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengangkutan, dan penyajian. Semua itu bertujuan menyediakan makanan sehat dan aman dikonsumsi, dengan menekankan pentingnya aspek higiene dan sanitasi.
Biasanya, bahan makanan dibagi menjadi dua jenis: yang tidak mudah rusak dan tahan lama, serta yang mudah rusak. Yang tahan lama biasanya dibeli dalam jumlah besar dan disimpan sebagai persediaan. Sedangkan yang mudah rusak lebih sering dibeli dadakan. Saat belanja inilah tahap pemilihan bahan makanan mulai dilakukan.
Pemilihan bahan akan lebih efektif bila dibeli dalam jumlah terbatas. Khusus untuk makanan mudah rusak, proses seleksi lebih baik dilakukan saat pengolahan. Lalu seleksi makanan yang tidak mudah rusak dilakukan saat penyimpanan. Yang berkondisi tidak baik disingkirkan agar tidak mencemari bahan makanan lain yang berkondisi baik.
Menyimpan bahan makanan yang tidak mudah rusak dan yang mudah rusak juga perlu dibedakan. Yang gampang rusak disimpan di lemari es atau gudang berpendingin. Yang awet cukup ditaruh di gudang biasa atau lemari bahan makanan. Yang penting, tempatnya bebas tikus, menerapkan prinsip FIFO (first in first out), mudah dibersihkan, dan penempatan-nya dipisahkan dari bahan kimia.
Langkah ketiga, pengolahan bahan makanan menjadi makanan siap santap, yang merupakan salah satu titik rawan terjadinya keracunan. Banyak kasus keracunan terjadi karena tenaga pengolahnya tidak memperhatikan aspek higiene dan sanitasi.
Soal sepele seperti kebersihan kuku, pakaian kerja, dan rambut sering diabaikan, padahal bisa berakibat fatal. Perilaku kurang baik, macam merokok saat mengolah makanan, tidak mencuci tangan setelah dari kamar kecil, dan tetap mengolah makanan meskipun dalam keadaan sakit memperbesar risiko terjadinya keracunan.
Sesudah diolah, makanan umumnya disimpan lebih dulu, lalu diangkut untuk disajikan. Terjadinya kontaminasi pada tiga tahap terakhir bisa sangat berbahaya, karena makanan sudah dalam keadaan matang atau siap santap.
Khusus untuk di rumah, hati-hati dengan makanan setengah matang. Jangan pernah menyimpannya secara sembarangan hanya karena berpikiran akan dimasak lagi. Bisa jadi suhu untuk memanaskan makanan menjadi setengah matang tidak cukup untuk membunuh kuman. Jadi, lebih baik simpan makan-an setengah matang dalam wadah tertutup untuk meng-hindari kontaminasi. Lalu, panaskan sampai sempurna ketika hendak disajikan. Sebagian besar bakteri akan tewas oleh panas.
Simpan sisa makanan
Kalau keracunan telanjur terjadi, tentu saja diperlukan langkah penyelamatan. Korban segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat. Sementara sisa makanan segera disimpan di lemari pendingin.
Jumlah yang diamankan tak perlu banyak-banyak, cukup setengah hingga satu piring kecil. Pada hari itu pula laporkan kejadiannya kepada Dinas Kesehatan, Puskesmas, atau rumah sakit terdekat.
Dugaan penyebab keracunan biasanya diketahui setelah petugas kesehatan melakukan serangkaian wawancara dengan korban dan penyedia makanan. Sedangkan kesimpulan akhir penyebab keracunan akan diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sisa makanan. Contoh makanan biasanya akan diambil petugas kesehatan untuk diperiksa di lab setelah mendapatkan laporan. Ada banyak pemeriksaan yang akan dilakukan. Selain pemeriksaan kimiawi, juga biologis. Biaya pemeriksaan menjadi tanggung jawab pemerintah. Jadi, tidak perlu pusing memikirkan soal biaya untuk itu.
Menghadapi kemungkinan terjadinya keracunan, ada baiknya dilakukan penyimpanan "arsip" makanan setiap kali mengadakan pesta atau hajatan. Yang dimaksud "arsip" makanan yaitu sejumlah kecil makanan yang disisihkan dan disimpan di lemari pendingin untuk bahan pemeriksaan bila terjadi keracunan makanan.
Bagaimanapun, langkah terbaik tentu saja mencegah sebelum keracunan terjadi.(intisari)
Sumber:
http://www.kompas.co.id
Langganan:
Postingan (Atom)